Selasa, 24 Juli 2012

50 tahun COMPACT-CASSETTE (1962)


foto : Compact-Cassette buatan TDK

Tahun 1962, 50 tahun silam, perusahaan Philips menciptakan media audio "Compact Cassette". (Dari bahasa Prancis, Compact = kecil, dan Cassette = kotak). Suatu kotak kecil berisi gulungan pita magnetik yang dapat menggulung dari kiri kekanan atau sebaliknya bila diputar atau dimainkan. Untuk menggulung ada 2 roda putar pengantar untuk pita. Compact Cassette mempunyai ukuran : panjang 10 cm, lebar 6 cm dan tebal 0,8 - 1 cm, dikenal dengan nama lain "Cassette" saja, "Cassette Tape" atau "Tape".


foto : Compact-Cassette pertama buatan Philips.

Diperkenalkan di Eropa pada 1963 pada "Berlin Radio Show", kemudian ke Amerika 1964 dengan merek dagang "Compact Cassette". Panjang fisik gulungan pita dinyatakan dengan tanda "C", C-60 untuk diputar 60 menit untuk kedua sisi, atau masing-masing sisi 30 menit. Umumnya kaset disediakan C-15, C-30, C-60, C-90, C-120.

Sesuai perkembangannya, material magnetiknya pita kaset terdiri dari : "Normal", "FeCr", "CrO2", "Metal" dan "campuran CrO2 dan Metal" (Cassette HS-X dari TDK).

Sedang teknik pengolahan pita magnetik berdasar teknik "coating". Dimana lembaran film/pvc yang semula putih polos, diberi lapisan magnetik yang berwarna coklat dengan cara lapis basah. Partikel magnetik melekat kuat tapi kerapatan partikel magnetik kecil.

Pada 1986 cara baru yaitu teknik semprot atau "vaporated". Teknik yang memakai prinsip elektrostatik dipakai oleh "That's" dan TDK. Sistim ini dimana "uap" zat magnetik diberi muatan positif sedang lembar pita diberi muatan negatif . Cara ini menghasikan kerapatan partikel magnetik 4 kali lebih besar, padahal ketebalan lapisan 3 kali lebih tipis dari cara lama. Dengan hasil tanggapan frekuensi yang lebih luas dan S/N yang lebih tinggi dibanding sistim lama. Ada juga teknik gabungan kedua sistim, coating dan vaporated.



foto : Album "Sgt Peepers Lonely Hearts Club Band"- The Beatles, dalam "Compact-Cassette"

Fungsi "Compact-Cassette" sama dengan pita reel sebagai tempat menyimpan atau merekam audio, dan mengeluarkan kembali suara yang direkam tadi ketika dimainkan ulang. Philips yang menciptakan media rekam ini, adalah untuk memudahkan pidato dan instruksi di"tulis". Itulah sebabnya menjadi praktis bagi sekertaris untuk menyimak instruksi pimpinan, dan para wartawan untuk mewawancarai nara sumber berita, dan sama sekali bukan untuk "rekaman musik" sebagaimana "piringan-hitam".
foto : Musicassette, LP's You Can Put In Your Pocket !, www.ditto.com


foto : Reel to Reel buatan TEAC

Ketika itu media rekam dan main ulang untuk lagu dan musik selain piringan hitam adalah "pita reel to reel" keluaran beberapa pabrik seperti RCA (1958), Grundig, Telefunken, Blaupunkt dan lain-lain.


foto : Tape recorder pertama, Magnetophon buatan Allgemeine Elektrizitata Gesellschaft (AEG).

Sebelumnya "pita reel" telah diperkenalkan pada Berlin Exhibition 1935. AEG (Perusahaan Elektrik Jerman)  merilis "reel to reel tape recorder" pertama pada 1932, yang dikenal dengan "magnetophon" berdasarkan penemuan mesin rekam dan "pita magnetik" oleh Fritz Pfleumer pada 1928, dengan pita berbahan dasar kertas yang tidak kuat dan tidak tahan lama. Pita magnetik kemudian ditangani dan diolah oleh BASF (Perusahaan Kimia Jerman) dengan bahan dasar plastik film menggantikan bahan dari kertas, setelah memberi usul pada AEG pembuat mesinnya.


foto : "Compact-Cassette" buatan TEAC

Secara teknologi, "Cassette" hanya merupakan bentuk mini dari "Reel to reel". Karena itu maka Cassette unggul dalam segi ekonomis, praktis dan kemudahan penanganan dan mobilitas tinggi.

Perusahan elektronik "Teac" memproduksi Cassette dengan gulungan menyerupai "Reel to Reel" yang nampak lebih profesional, namun sebenarnya hanya kosmetik saja, karena tidak ada tambahan teknologi bagi perbaikan mutu audio.


foto : Cassette Recorder pertama buatan Philips

Keunggulan bentuk yang ringkas dari Cassette menjadi daya tarik dan dilirik untuk digunakan dalam industri musik rekaman. Selain itu Philips memberi lisensi gratis atas ciptaannya. Tahun 1964 Cassette diproduksi masal di Hanover Jerman. Sejak itu Cassette mulai menggeser "Piringan-hitam" dan "reel to reel".

Selain Philips, banyak pabrik membuat recorder dan player Cassette layaknya radio portable yang booming pada 1960-an sebelumnya.

Selain ada keunggulan dari teknologi kaset, pasti ada pula kelemahannya. Membatasi besar bentuk media  ini sama pula dengan membatasi kualitas hasilnya. Ukuran lebar pita sebesar 0,15 inch atau 3,81 mm serta putaran kaset yang rendah yaitu 1.875 inch, 4,8 cm per detik menyebabkan peningkatan noise dan tanggapan frekuensi non Hi-Fi. Putaran kaset yang rendah juga mempengaruhi mutu rekaman.

Meskipun teknologi kaset dan analog pada umumnya telah disisihkan oleh kecanggihan teknologi digital seperti CD dan MP3, namun masih banyak penerapan untuk tetap menggunakan kaset walaupun terbatas pada fungsi non Hi-Fi sebagaimana dimaksudkan ketika diciptakan pada mulanya. Paling tidak dari segi murah untuk ongkosnya.

Untuk mengatasi keterbatasan teknologi kaset pada masa populernya (1970 - 1990), diterapkan beberapa teknologi yang akan dibahas dalam tulisan "Cassette Deck" dan "Personal Stereo Cassette Player", sampai jumpa.

  

2 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More