Senin, 04 April 2011

Musikita dan Musuh Kita

Alat Musik Tradisonal tersebar diberbagai tempat dimuka bumi ini. Masih segar diingatan kita, ketika perhelatan Piala Dunia bulan Juni-Juli 2010 lalu. Alat musik trompet tradisional Afrika Selatan ’Vuvusela’, menggema di stadion-stadion menyemarakkan pertandingan dan megiringi gelindingan bola oleh pemain-pemain terpilih.

Di Negara kita saat ini, kita terusik oleh ulah negara tetangga kita Malaysia. Mereka telah banyak kali berbuat”dosa” terhadap bangsa kita. Ulah mereka telah memancing kemarahan dan sentimen Nasional.
Ulah mereka diantaranya ‘mencaplok’ budaya kita dan mengklaim sebagai milik mereka. Contoh yang diklaim mereka, untuk Alat musik tradisional adalah ‘Angklung’dari bambu (Jawa Barat) dan nyaris pula ‘Kulintang’dari kayu (Sulut).

Disatu pihak kita tidak ingin mereka mengambilnya, namun dipihak lain justru kita yang tidak serius menjaga dan mengamankannya.Bahkan cenderung menelantarkan peralatan musik tradisional kita.

Hama tanaman adalah musuh terbesar petani. Berbagai cara  telah dicoba oleh ahli pertanian (alat dan bahan) untuk membasmi hama. Namun belum dapat juga menghasilkan yang terbaik. Pada 2 September 2010, stasiun TPI disalah satu berita paginya menyiarkan, ada alat yang diyakini (setidaknya oleh petani di Jawa Barat) dapat mengusir ‘musuh’ (baca hama) ini.

Peralatan ini bukan seperti peralatan konvensional yang dikenal oleh petani. Tapi peralatan yang unik karena dibuat sebagai alat musik. Bahannyapun dari tanaman sekitar lingkungan kita, yakni dari bambu dan pelepah daun enau. Peralatan ini dibuat dalam berbagai jenis, sebagaimana layaknya peralatan musik, ada yang ditiup,dipetik, digesek, dan ditabuh.

Kolaborasi berbagai jenis peralatan musik yang disebut ‘Karinding’ ini, menerbitkan bunyi yang khas. Nada khas yang enak ditelinga ini, justru tidak disukai oleh ‘musuh’ petani. Hama akan segera lari tunggang langgang, ketika udara sekitar dipenuhi getaran audio dari ‘orkes’ tradisional ini.

Karinding dimainkan di alam dan oleh ‘pemusik alam’(baca petani). Dengan demikian Alat ini berfungsi ganda, sebagai alat kerja dan sekaligus sebagai alat penghibur disaat kerja. Pasti tak terasa capeknya bekerja bukan?

Sudah saatnya bangsa kita melestarikan dan menjaga keberadaan alat musik tradisional yang begitu banyak tersebar. Baik yang telah eksis dan terekspos maupun yang masih tersimpan sebagai harta karun, agar tidak di rampok ‘musuh’ bangsa yang haus dan menginginkan untuk dijadikan sebagai milik mereka. Termasuk peralatan musik “Karinding” dari Jawa Barat yang dimainkan sehar-hari sebagai pengusir ‘musuh’ petani itu.

Mencintai peralatan musik kita adalah modal utama untuk menjaga dan melestarikannya. Dan pada giliran berikutnya kita berusaha untuk mempromosikannya sebagai asset yang membanggakan. Dengan demikian akan memperkecil niat, bahkan menghambat bangsa lain untuk mencoba memilikinya sebagai asset mereka.

Alat musikku !,Aku bangga padamu, Ketika kau ber’nyanyi’ ada ‘musuh’ yang  ngincar, ketika kau bergetar ada  ‘musuh’ yang ngacir. Ayo dengan musik kita mengusir ‘musuh’! Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More