Perang diinginkan sebahagian orang, namun tidak dinginkan oleh banyak orang. Perang telah melekat pada manusia dan telah berlangsung sejak Kain dan Habel hingga sekarang. Israel dan Palestina menjadi tempat peperangan pada saat-saat ini. Dan masih banyak tempat lainnya juga menjadi ajang pertempuran yang memakan korban manusia dan materi. Perangpun pernah terjadi di Surga ketika sipemusik Lucifer ingin menguasai Surga dan melawan Tuhan, namun ia dikalahkan dan dicampakkan dari sana.
Musik yang universal menjadi juga bagian dari perang. Bukan untuk dinikmati tapi untuk maksud tertentu. Bangsa Indonesia pada masa-masa mempertahankan kemerdekaan, oleh seniman-seniman saat itu menggubah lagu-lagu pemberi semangat perjuangan seperti, Halo halo Bandung, Maju Tak Gentar dsb.
Museum Militer di Istambul Turki memperdengarkan kepada pengunjungnya gegap gempita musik yang berasal dari tahun-tahun awal Kekaisaran Ottoman. Ketika itu, setiap kali pasukan mereka maju berperang mereka diiringi oleh band band musik. Orang-orang Ottoman memakai musik untuk membangkitkan rasa percaya diri para tentaranya.
Berabad-abad lalu dari catatan Alkitab, ketika Yosafat raja Yehuda maju berperang melawan bani Moab dan bani Amon yang lebih dahulu ingin datang memerangi Yehuda, beliau mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk Tuhan dimuka orang-orang bersenjata. Mereka menyanyi memuji Tuhan karena Tuhanlah yang akan berperang melawan musuh-musuh mereka. Pujian adalah suara iman.(baca juga 2 Tawarikh 20 : 1-22)
Jauh sebelum itu, Nenek moyang Yosafat dibawah pimpinan Yosua meruntuhkan Tembok kota Yerikho. Ketika itu orang-orang yang bersenjata berjalan didepan tujuh Imam peniup sangkakala dari tanduk domba, mengelilingi tembok kota dan diikuti sorak sorai yang nyaring orang banyak sesuai firman Tuhan kepada mereka. Tuhanlah pahlawan bagi mereka.(baca juga Yosua 6 : 1-27)
0 komentar:
Posting Komentar